Monday, 13 February 2017

Berbicara Tuhan (2)

Posted by wulansetya at 11:56

siang ini gue nemu satu postingan di salah satu official account di line yang mana membuat gue sedikit tergelitik dan ingin sekali membuka kolom komen.

yang dibahas saat itu adalah mengenai kutipan ibu R.A Kartini "Agama memang menjauhkan kita dari dosa, namun seberapa besar dosa yg kita lakukan atas nama agama?".

wah, bakal rame nih kayaknya. dan gue lihat kolom komen. tanggapannya beraneka ragam.. mayoritas komennya mendebatkan salah satu agama samawi. yang memiliki front pembelanya sendiri~

ada pula yang bersikap apatis.

well, gue sih mencoba untuk netral. gue meyakini agama apapun pasti mengajarkan umatnya kebaikan, bukan sebaliknya. tapi manusia itu kan memiliki karakter yang pula berbeda, dan nggak setiap manusia mau mengamini apa yang tertulis di kitab agamanya, nggak semua manusia mengerti arti yang terkandung dalam kitab agamanya.

dan belajar agama selama 13 tahun di sekolah dan perguruan tinggi, bukan berarti kamu bisa memahami seluruh makna dari sebuah kitab suci. mungkin, butuh waktu seumur hidup untuk kita mempelajarinya.

belum lagi manusia yang mudah tersulut emosinya, yang mudah sekali untuk diberikan dogma-dogma yang sebenarnya, mungkin tidak diajarkan dalam agamanya, namun karena keterbatasan pengetahuannya mengenai agama, mereka pun terpancing. mereka ini tidak tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan.

agama yang baik tentunya tidak akan mengajarkan kita untuk saling menyakiti bukan? agama yang baik akan selalu mengajarkan kita untuk saling menyayangi sesama makhluk hidup. bukan hanya manusia, tapi juga hewan dan Tumbuhan.

kejahatan dan kebaikan itu apakah mutlak atau relatif? jika dipandang dari sisi agama sih seharusnya mutlak ya?


tapi siapakah yang membuat aturan itu? Tuhan?


lalu bagaimana cara Tuhan menuliskan aturannya? kitab?

lalu,

apakah Tuhan menciptakan manusia lahir ke dunia untuk saling menyakiti?


Tangerang Selatan, Mixed Affective, 13 February 2017

0 comments:

 

a little dream Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos