Sunday 3 December 2017

Belajar olah Vokal

Posted by wulansetya at 04:00 0 comments

Halo blogland! As you know gue pernah les vokal beberapa tahun di sebuah lembaga pendidikan musik non formal *elah bahasa lau ketinggian* iye, tempat kursus musik di daerah bsd. Cuman emang selama sekian tahun gue kursus belom pernah kebagian naik level :( ceritanya panjang lah kalo dijelasin. Butuh seabad wkwk

Kita skip aja kali ya kenapa gue belom pernah naik level. Kebetulan saat ini gue aktif jadi vokalis sebuah band, namanya ganapati (follow woi yang baca @ganapati.band). Tapi kendala gue yang sesungguhnya adalah buta nada! Wakak iya gue les dan aktif jadi vokalis selama setahun tapi gue buta nada~ dudududuuuu.

Alhasil gue belajar lagi barusan via chanel youtubenya vokal plus. Gue bener-bener belajar dari basic Wkwk bukan berarti di tempat kursus gue nggak diajarin basic yah! Diajarin kok teknik-tekniknya. Cuman emang beda guru beda ilmu, dan ilmu itu bisa dicari dimana saja~ nih catet wahai generasi muda, zaman udah canggih, ilmu bisa dicari lewat media digital, guru kalian udah bertebaran di jagad maya. Tinggal cari yang baik buang yang buruk *bijak*

Oke kembali ke topik.

Barusan gue nonton video dengan tema solfeggio. Ini basic banget sebenernya, tutornya, om indra aziz menerangkan tentang tangga nada basic 1 oktaf, interval, nada setengah, sama nada mayor dan minor. Inget ya beda guru beda ilmu. Tapi semuanya bermanfaat kok dan saling melengkapi.

Hampir semua yang gue tonton di youtubenya vokal plus udah gue pelajarin di purwa. Tapi guru vokal gue, lebih menekankan pada praktek. Biasanya sebelum mulai latihan lagu, gue biasa vocalizing. Dan pada saat kita vocalizing itu dimasukin teori/teknik vokal. Misalnya hari ini belajar interval, yaudah ditulis nadanya di papan tulis, misalnya interval do-re. Kemudian diiringi dengan keyboard gue vocalizing interval do-re.

Dan beberapa minggu kita latihan interval do-re sebagai pemanasan sebelum bernyanyi. Dan biasanya lagi, ini tuh nggak sekedar kita nyanyi interval aja, tapi juga keynya selalu naik setiap satu oktaf *if you know what I mean*

Oh iya mau sekalian jelasin secara singkat juga deh yang diajarin sama om indra aziz. Nada basic 1 oktaf udah khatam kali ya dari SD juga sudah diajarkan tangga nada do re mi fa sol la si do. kalo di purwa latihan solmisasinya selalu naik keynya setiap 1 oktaf. Gue sendiripun ga tau key tertinggi gue itu dimana sih sebenernya :( tapi sejauh ini kata kak inand, gue adalah murid yg dia ajar dengan note paling tinggi. *proud to myself*

Kalo nada mayor minor sih agak susah jelasinnya tapi kalo didengar, mereka berdua emang jelas banget sih perbedaannya. Mayor itu lebih fun, cerah dan enerjik. Sedangkan minor itu lebih dark dan sedih. Barusan di video vokal plus dibilang kalo nada minor itu nada do nya berada di nada la. Gue pun baru tau sih, soalnya selama ini gue selalu dituntun iringan keyboard kalo vocalizing nada minor. Well, ga bisa instrumen detected.


Nada setengah ini yang unik banget! Gue pun baru tau ada nada ini wkwk jadi sebenarnya kita memiliki 12 tangga nada Do, Di, Re, Ri, Mi, Fa, Fi, Sol, Si, La, Li, Si, Do. In spite of 8 tangga nada yang sudah kita kenal. Ini bener-bener baru sih dalam idup gue, padahal yah, pas main lagu juga kadang gue suka sotoy bilang turun satu turun setengah wkwk ah emang ulan baka!

Nada interval sih kayak gue udah jelasin di atas. Jadi dia interval atau loncat 1-3 nada. Misalnya dari do-re | do-mi | do-fa... Etc. Itu loncat 1 nada, kalo do-mi | re-fa | mi-sol.. Etc. Itu loncat 2 nada. Itu basic banget tapi emang sedikit sulit untuk otak udang macem w hahaha

Yang tak ade di video itu adalah nada mi! Wkwk nah ini gue seneng, jadi nada mi itu sebenernya ngelatih kita jadi backing vocal alias suara 2. Nggak deng ga selalu jadi backing sih tapi kalo di band ya gitu. Jadi latihannya itu biasanya nada do nya bergeser di mi.

Intinya belajar di purwa itu ngelatih banget wulan untuk peka sama nada. Karena ya emang diakui kalo gue bener-bener buta nada dan nggak bisa pegang instrumen apapun. Jadi ya digempur pakai vocalizing dan teknik-teknik segambreng. Dibuat peka juga sama nada. Ntaps!

Well segitu dulu lah ya sharing-sharingnya~

Tetiba ngidam indomie goreng subuh-subuh. Ciao!

Thursday 26 October 2017

takdir?

Posted by wulansetya at 03:12 0 comments

Memang sepertinya sejak awal aku tidak ditakdirkan untuknya. Bahkan kini bertemupun semesta tidak mengizinkan. Sedari awal memang kita bukanlah dua insan yang ditakdirkan untuk bersatu.

Padahal selama ini pikiranku sudah melayang pada arti pertemuan kita hingga keakraban kita yang harus melewati waktu hingga 5-6 tahun. kenapa kita membutuhkan waktu selama itu untuk bisa bercengkrama seperti saat ini?

Lalu jika bukan benar-benar ditujukan untuk ku, kira-kira apakah arti kehadirannya bagiku? Agar dia bisa melupakan mantan pacarnya itu? Agar aku bisa move dari manusia bernama iyad?

Alasan yang tidak cukup kuat, karena saat ini jujur saja aku masih bergantung dengan orang itu, meskipun aku perlahan-lahan mencoba untuk terus bergerak tanpa teresap oleh energinya

Lalu apa alasannya? Apa arti kehadirannya untukku? Memberikan euforia sesaat dan penderitaan tanpa batas? Padahal aku ingin mengerti apa alasan orang itu masuk ke kehidupanku. dan aku terus menerka-nerka hingga lelah dan kadang ingin menyerah.

Setiap kali aku ingin menyerah, kata-kata "sebenarnya sejak awal kita tidak cocok, dan aku tahu itu" terus bergaung di telingaku, persis seperti kalimat pembukaku pada tulisan ini. tapi seperti manusia penasaran lainnya, aku akan terus mencarinya tepat ketika dia mengupdate berita terkininya melalui instagram storynya.

kadang aku tak bisa menahan diriku untuk tidak berkomentar pada story miliknya. Hingga kadang tanpa sadar aku telah masuk ke chat room di line bertuliskan namanya di pojok kiri atas dan menuliskan "apa kamu masih hidup malam ini?" sebagai tanda aku mencarinya.

Aku mencarinya walaupun dia tidak mencariku. aku mencarinya bahkan ketika aku merasa gila, ketika aku bahkan tidak memiliki topik tertentu untuk di gulirkan malam itu. dan terkadang ketika ku sedang tidak berada di mood yang baik, dia tiba-tiba muncul mencariku.

Ha! Ya dia mencariku, bahkan mengajakku untuk pergi bersamanya, memintaku mengunjungi kediamannya, meminta izinku untuk mengunjungi kediamanku. Membuatku semakin bertanya apa sesungguhnya arti diriku untuknya? yang ketika kupertanyakan malah dijawab dengan "kita teman, jangan salah paham, karena lu mantannya teman gue, gue nggak mau tongkrongan jadi hancur gegara hal ini"

Y

ha..

Ataukah ini yang namanya karma? hahaha oke kuakui setelah aku sedikit mengenalnya, aku tau dia mungkin akan menjadi orang yang paling aku benci. bukan tanpa alasan, zodiaknya virgo. Dan sampai mati mungkin seorang leo takkan pernah bisa mengerti virgo dan seorang virgo tidak akan pernah bisa memenuhi kebutuhan leo.

oh ya mengenai karma, ya aku dulu pernah berhubungan lama dengan seorang virgo sampai-sampai ketika berpisah aku bahkan berjanji tidak mau lagi mencari pria dengan zodiak virgo. Bahkan ketika melihat horoscope pun aku harus melewati bagian virgo.

Aku benar-benar membenci semua sifatnya. Aku bahkan tidak suka bagaimana dia membalas pesanku ketika moodnya sedang tidak bagus di hari itu. aku benar-benar tidak menyukainya. Aku benar-benar tak mau membayangkan bagaimana aku akan menjadi monster bila terus menerus dekat dengannya.

Aku benar-benar tak menginginkannya. Satu-satunya hal yang menarik pada dirinya hanyalah fisiknya. aku mungkin tergila karena fisik yang ia miliki. Badan yang proporsional, wajah yang rupawan, gaya yang selalu kekinian, pakaian yang selalu rapi dan sangat cocok untuknya. Aku suka.

Jadi kesimpulan yang bisa kita ambil dari sini adalah.... Udah cari yang lain! When things supposed to be there, yakinlah it'll still be there. Sama kayak dia. yha kalopun dia bukan buat gue, yasudah aku mundur dengan teratur. Ya mungkin satu-satunya yang aku sesali adalah, tak terungkapnya jawaban mengapa aku dan dia dipertemukan, bahkan bukan dalam jangka waktu yang singkat?


Tangerang Selatan, Mixed Affective, 26 october 2017

Friday 6 October 2017

Kebetulan?

Posted by wulansetya at 10:14 0 comments

Beberapa tahun lalu, aku mendatangi rumah istimewa dimana Tuhanku berstana. bersama seorang pria yang sangat-sangat menjagaku seakan aku adalah barang yang mudah retak. untuk pertama kalinya aku melihatnya, ya disana, ciptaanNya yang indah.

waktu seolah berhenti, dan angin sayup-sayup membasuh wajahku, membuat setiap helai rambutku berterbangan seolah akulah karakter utama dalam cerita ini. aku benar-benar terpesona olehnya. oleh wajah, senyum dan porsi tubuhnya.

sayangnya, aku hanya bisa duduk terdiam. aku yang dahulu bukanlah wanita yang dengan berani memperkenalkan dirinya di hadapan orang yang baru ditemui. aku menyadari bahwa aku tak semenarik dirinya. aku tak secantik itu untuk mendekati sang pangeran.

Obsesiku akan orang itu hanya sebatas kagum, mencuri pandang ketika dia berbicara, bahkan tersenyumpun aku ragu ketika ia melintasiku.

Beberapa tahun kemudian, aku bertemu lagi dengan pria itu. semua hal berubah, bisa dibilang, kali ini kita berada di orbit yang sama. aku menjadi wanita yang berbeda dibanding ketika pertama kali aku bertemu dengannya. aku lebih percaya diri untuk tersenyum bahkan menyapanya untuk pertama kali.

hanya sebatas itu. tak pernah ada percakapan intense. tapi aku masih tetap mengaguminya, mencuri pandang ketika ia sedang sibuk dengan laptopnya, atau ketika ia menyesap sebatang rokok.

dan lagi-lagi waktu tidak mengizinkanku untuk lebih dekat dengannya. seorang pria yang tak lain adalah teman karibnya, mendekatiku dengan tujuan tertentu. aku yang seolah mendapatkan mainan baru, berusaha untuk menikmati permainan itu. tapi pandanganku tak bisa lepas begitu saja dari dirinya.

Pada suatu ketika, dewi fortuna seperti sedang berpihak padaku, aku bertemu dengannya di sebuah pusat pembelanjaan. Dengan santai, kusapa dirinya dan berujung dengan duduk, ngobrol, sambil menikmati snack sore yang kami beli saat itu.

Aku bahagia. Jantungku berdegup cepat. Ku harap dia tak mendengar detakannya.

Sampai dirumah, aku mulai menghubungi orang terdekatku untuk memberi tahu apa yang terjadi. aku tak bisa menahan buncahan kebahagiaan dari pertemuanku dengannya. aku benar-benar tak menyangka bahwa upik abu bisa selangkah lebih dekat dengan pangeran.

Namun, aku teringat posisi dimana teman karibnya pada saat itu adalah sosok yang tengah dekat denganku. aku tak ingin gegabah, lagipula saat itu pangeran sudah memiliki orang lain.

Sejak pertemuan itu, komunikasi kami lewat pesan singkatpun mulai tercipta. memang kami tidak membicarakan hal berat seperti yang biasanya kusukai, namun, ada perasaan tersendiri ketika nama pangeran muncul di layar ponselku. namun itu juga tidak berlangsung lama, karena aku sepertinya menginginkan hal lebih dari teman karibnya.

Saat ini, ketika teman karibnya pergi dari kehidupanku dan merupakan sebuah kesempatan bagiku dan pangeran untuk maju selangkah menuju suatu proses tertentu.

dia mendekatiku lebih dulu. kuulangi, Pangeran mendekatiku lebih dulu.

Aku bahkan lebih bahagia mendengarnya. Aku benar-benar bahagia. tapi sepertinya, lagi-lagi waktu tidak berpihak pada kami. dia mengungkapkan kekhawatirannya jika kami saling dekat satu sama lain. Mungkin karena kami berada di lingkungan yang sama. termasuk dengan sahabat karibnya, yang pernah menyakitiku (walaupun sebenarnya aku baik-baik saja).

akupun tak tahu bagaimana harus bersikap. dengan pola pikirku, pasti aku akan terus memperjuangkan apa yang kusukai. tapi sepertinya hal tersebut tidak berlaku padanya. aku berusaha mengikuti arusnya.

Hingga saat ini, aku benar-benar mengikuti polanya. aku menunggu dimana waktu dan dewi fortuna kembali berpihak padaku. seperti yang sudah kuceritakan, itik buruk rupa yang bahkan tak bisa tersenyum saat angsa melintasinya, akhirnya bisa membicarakan banyak hal dan saling menarik satu sama lain.

Aku yakin, itu takdir Tuhan. bukan sekedar cerita yang tak jelas akhirnya. Tuhan sedang menulis kisah paling indah yang akan kumainkan sebentar lagi. disaat waktu kami sudah tepat, disaat orbit kami kembali dilajur yang sama.

Tangerang Selatan, Mixed Affective, 6 oktober 2017

Sunday 4 June 2017

Depressive

Posted by wulansetya at 00:21 0 comments

satu kata ketika depressi sudah menyerang diri gue, sakit. iya ketika depressi gue merasa sakit, merasa tak berdaya, merasa tak berharga, merasa tak disayangi, merasa tak dibutuhkan, merasa tak berguna dan banyak hal negatif lainnya.

ketika gue menyadari bahwa sebentar lagi akan memasuki mode depresi, gue akan mencoba untuk keluar dengan cara berkomunikasi dengan manusia sebanyak-banyaknya. mencari kebahagiaan gue sendiri sehingga bebas dari rasa sedih berkepanjangan. karena gue takut ketika sudah berada di mode depresi, gue akan sulit keluar, gue akan terjebak untuk waktu yang tak bisa ditentukan.

dan gue akan mengalami kesakitan yang luar biasa. gue nggak suka dan nggak ingin berada di situasi seperti itu untuk yang ke sekian kalinya.


tapi ada masa dimana.. gue menikmati. menikmati malam yang dingin, sendirian, dalam ruang yang sangat gelap. kesunyian yang menyisakan gue dengan pikiran-pikiran gue tentang hidup ataupun mati. gue bisa hanyut bahkan tenggelam dengan perasaan gue sendiri. tangis yang tak biasanya aku jumpai ketika mode normal atau mode lainnya, bisa aku nikmati ketika berada di mood depresi.

tak seperti biasanya, gairah untuk melakukan banyak hal pun seperti terserap habis oleh energi negatif yang ada di dalam raga gue. bahkan tak tergerak untuk melakukan hal-hal yang gue senangi, seperti, menulis, bernyanyi, make up dan lain sebagainya.

jadi apa yang biasanya lo lakukan saat berada di mode depresi?

makan, tidur, nangis, mandi, nangis, mikir, nangis, repeat.

iya gue sedih sepanjang waktu. nangis sampai-sampai gue bosen untuk mengeluarkan air mata. nggak ada komunikasi sama sekali dengan dunia luar, dengan teman, dengan sahabat, dengan gebetan/pacar, adek bahkan orang tua. karena gue ngerasa nggak ada yang bisa mengerti kondisi gue. nggak ada yang bisa gue andalkan, nggak ada yang mau dengerin curhatan orang yang sedih dan negatifnya sampe ke ubun-ubun :(

kenapa tidak berdoa?

dalam mode depresi, keberadaan Tuhan sedang gue pertanyakan. gue sedang marah dengan apa yang Tuhan sedang perbuat dengan hidup gue. berdoa bukanlah prioritas utama gue saat berada dalam ini. dan mungkin cara terakhir agar bisa berkomunikasi denganNya adalah dengan jalan kematian.

Tangerang Selatan, 4 Juni 2017, Depressive

Wednesday 24 May 2017

Don't Let Other Defines You

Posted by wulansetya at 16:47 0 comments

gue pernah baca satu quotes, "keep your secret with you, so no one will defines you" yang artinya kurang lebih simpan rahasiamu untukmu sendiri shg orang lain tak akan mengartikanmu.


saat ini, gue sedang mengalami krisis identitas. aneh ya? di umur segini gue ngerasa krisis identitas. seharusnya masa ini lewat beberapa tahun yang lalu.

"instrospeksi kak"


seseorang pernah ngomong begini ke gue. cuman gue ngerasa diatas awan. gue ngerasa nggak ada yang mesti gue rubah dari diri gue.

"kalo kamu nggak berubah, kamu kehilangan keunikanmu dong?"


seseorang yang lain juga pernah berkata seperti ini. dan gue mengamini, beginilah gue, yang bebas, yang selengean, yang bertindak sesuka hati kesana kesini. no one can hold me.

"jangan berubah, cukup begini aku udah suka"


tambah seseorang spesial lain. gue paling suka statement ini. tapi sayangnya yang mengharuskan gue untuk berhijrah saat ini ya orang spesial lain yang gue suka.

sesungguhnya gue bingung dengan apa yang harus gue lakukan. tetap berhijrah sesuai dengan yang sudah gue mantapkan sebelumnya? tapi dengan ke-skeptis-an gue akan banyak hal rasanya percuma untuk berubah, apa yang gue lakukan saat ini nggak worth dan nggak ada dukungan secara positif. gue kayak kehilangan diri gue yang cuek, yang nggak peduli, yang.... ah banyak lah.

tapi kalo gue nggak mengubah diri gue sendiri, akan banyak orang yang tersakiti dengan sikap gue.

bingung.


what should I do?

Tangerang Selatan, Mixed Affective, 24 May 2017

Sunday 7 May 2017

Self Talk 1

Posted by wulansetya at 00:39 0 comments

karena kadang bergelut dengan pikiran sendiri adalah hal yang menyebalkan. dimana hati menjadi tidak karuan dibuatnya. kadang suatu hal yang remeh akan semakin besar jika terus menerus diintervensi oleh pikiran sendiri.

jadi bagaimana solusinya? apakah kita tidak berhak untuk berpikir? apakah kita hanya akan melihat yang telah di lihat oleh mata tanpa harus memikirkan makna tersembunyi dari apa yg telah kita lihat?

lan, kamu bukan orang bodoh. tapi kamu terus menerus menceritakan nirvana kepada semua orang dan membangun nerakamu sendiri dalam pikiranmu. tanyalah hatimu, seberapa percaya kamu sama seseorang itu? lalu tanya otakmu, sejauh mana hati benar dalam melakukan tugasnya. jikalau masih ada yang tidak beres, tanya lagi hatimu hingga suatu saat kamu akan menyadari satu hal.

jika memang kamu sayang sama seseorang, seberapapun cacatnya orang tersebut akan termaafkan. dan lagi-lagi kamu akan bersikap seperti orang bodoh yang tak pernah memikirkan konsekuensi dari perbuatannya.


dan akan menyesalinya di kemudian hari.

dan akan melupakannya sesaat setelah penyesalan memudar menjadi rasa optimis terhadap diri.

dan akan melakukan hal yang sama untuk orang yang berbeda untuk kesekian kalinya.

pathetic!

Tangerang Selatan, Mixed Affective, 4 May 2017

Tuesday 28 March 2017

Obrolan Seorang Sahabat

Posted by wulansetya at 23:31 0 comments

sore itu, ditemani ayam goreng tepung kesayangan yang sudah ludes disantap oleh kami berdua. pembicaraan antar sahabat, dimulai dari persoalan seputar kerjaan, makeup sampai masa lalu.

laptop yang masih menyala, menampilkan tulisan yang minta untuk segera diselesaikan, berisi review sebuah produk kecantikan yang merupakan 'kerjaan sampingan' kami saat ini.

"jadi ini gimana ya? lanjutin lagi atau gimana? gue buntu"

"yaudah kalo udah buntu diakhiri saja"

"ah ide bagus! akhirinya pake final verdict aja ya? love hatenya gue"

"iya terserah lu"

sembari gue menyelesaikan tulisan, dia masih sibuk mengeluhkan tentang pekerjaannya, bagaimana ia diperlakukan tidak adil oleh perusahaan tempatnya bekerja.

setelah selesai, laptop gue matikan tanda kerjaan gue sudah selesai. perlahan, alur pembicaraan kita mulai merambah ke masa lalu. terutama masalah hati dan ikatan pertemanan kita.


"iya loh gue baru sadar, kita bisa lebih intense lagi semenjak kita lepas dr pasangan masing-masing" ujar gue memulai pembicaraan.

"sebenarnya sih, gue bisa bisa aja ketemu lo dulu, cuman kaliannya aja sibuk, lo juga selalu nggak bisa gue ajak keluar kan?"


gue diam. gue resapin kalimatnya cila berulang-ulang. iya ya? kenapa dulu gue malah asik sendiri dengan dunia yang bahkan gak gue cinta-cinta banget? dan gue melabeli diri gue sendiri sebagai sahabatnya. yang bahkan diajak keluarpun susah banget.

gue nggak pahamin apa yang dia rasain, selalu ngerasa bisa memahami perasaan sahabat gue sendiri, padahal dia pernah cerita ke gue aja enggak? ya paling sih cerita sekilas-sekilas aja. dan gue melabeli diri gue sebagai sahabat? wah hahahaha hebat betul kamu lan!

dan ternyata, Tuhan memberikan gue arah yang lebih baik. dipisahkan dari orang yang membuat kehidupan jiwa dan raga gue selalu negatif, serta didekatkan dengan orang-orang yang bisa membuat gue bangkit kembali. menjadi wulan yang sekarang.

gue inget banget, saat gue putus, orang yang pertama kali gue telpon sambil nangis-nangis adalah safirah. gue baru ke dia disaat kondisi gue udah down banget dan gue nggak pernah tuh dengerin firah cerita ke gue. sama sekali.

dan gue menyadari, ada tujuan-tujuan khusus kenapa suatu hal harus terjadi. dan kemungkinan sebentar lagi gue akan mengetahui kenapa gue dan si anak bebek dipisahkan.

Tangerang Selatan, Mania, 28 Maret 2017.

Lans

Friday 24 March 2017

Move On and a Stolen Kisses?

Posted by wulansetya at 01:04 0 comments

Hi blog! it's been a long time *bersih bersih debu* kembaliku kesini seperti biasa, untuk melakukan self healing dengan menulis.

ada banyak hal yang belum sempat aku tuliskan. rasanya akan panjang jika aku menguraikannya satu per satu. tapi akan aku coba untuk ceritakan semuanya melalui media ini.

beberapa waktu lalu, gue (well, lebih enak pake gue kalo cerita) kembali ke posisi yang hmm bisa dibilang serba salah. gue mencintai seseorang yang memang tidak seharusnya gue lihat sebagai seorang laki-laki. dan orang itu jelas menolak gue untuk berada di dunianya, kemudian memilih untuk membawa seseorang masuk ke kehidupannya yang dengan otomatis menyingkirkan gue dari permainan.

pada awalnya gue merasa, "she's gonna be like his ex, we'll wait and see". tapi semakin gue mendapatkan penjelasan dr dia, semakin gue takut kalo hubungan kali ini akan berhasil. gue takut untuk mengaku kalah, gue takut akan kehilangan sosok yang paling membuat hidup gue bahagia selama beberapa tahun belakangan.

lalu Tuhan, entah bagaimana caranya, selalu memberikan orang-orang terbaiknya untuk datang ketika gue sedang dihancurkan. iya gue sedang merasa hancur ketika orang ini datang. nothing special at first. dan mungkin terlalu terlihat bagaimana dia ingin sekali dekat dengan gue pada saat kita latihan. bagaimana dia berusaha untuk membuat kontak dengan gue dan bagaimana dia berusaha untuk membuat gue seperti putri.

gue sangat paham typical cowok playboy yang manis ke para gebetannya, gue menjadikan hati lama menjadi benteng pertahanan untuk tidak jatuh ke dalam muslihatnya *apaan sik?* apalagi dengan sifat-sifatnya yang sangat amat sangaaaat gue benci. cemburu, overprotektif, egois, tempramen, playboy. bam! nggak ada satupun kesan baik yg tergambarkan pada awal-awal pendekatan kita, dan yang hubungan paling aneh yang pernah gue punya tuh ya sama anak ini. kita pacaran aja enggak, kenal juga baru tapi berantem setiap hari nggak pake putus.

anak ini selalu bikin emosi gue meluap. membuat semua energi gue menguap dan terkuras habis. gue tenggelam ke dalam perdebatan yang nggak pernah gue bayangin bisa kita perdebatkan. sampai akhirnya satu topik itu muncul, dia mencoba jujur dengan perasaannya. tidak, dia tidak bilang mencintai gue apalagi menyayangi. I know that I would yelled at him if he did. because it's all bullshit. he was trying to be honest, he told me that he was interested at me, and tried to love me. tapi dia bilang gue kelihatan masih belum bisa move on dan dia mencoba untuk berhenti.

entah emang gue yang gak mau kehilangan fans atau gimana *uhuk fans* gue malam itu berusaha meyakinkan dia kalo semua butuh proses, dan gue nggak secepat itu untuk mengubah perasaan gue yang tadinya teruntuk anak bebek kesayangan, menjadi untuk sang pemimpin berkarisma. dan kita berdebat akan topik yang sama berulang-ulang selama beberapa waktu. dan mempermasalahkan hal-hal receh yang terjadi setiap hari.

bukankah seharusnya pdkt itu berisi hal-hal indah didalamnya? bukankah pdkt itu membuat pasangannya merasa baik? tapi kita enggak, he let me down. berulang-ulang sampai gue nggak kuat lagi. gue berusaha tinggalin dia. gue berusaha menjaga benteng gue agar tidak runtuh. tapi suatu sore, gue tiba-tiba terpikir sesuatu, dan kata-kata itu meluncur begitu saja kepada salah seorang sahabat.


"kayaknya gue mau move on deh"

iya move on. nggak salah baca kok!


gue teringat percakapan waktu gue sama dia abis jalan bareng seharian, "kamu sih, kalo ada apa-apa nggak pernah ceritanya sama aku. apa-apa ke mantan, apa-apa ke mantan, pengen balik lagi kali sama mantannya?" dan gue sanggah dengan, "apa salahnya berteman? toh kita udah sama-sama move on kok" dengan intonasi yang tinggi khas amarah sang raja singa. maka dari itu, gue mencoba untuk mencurahkan perasaan gue ke dia.

"kamu sibuk? aku mau curhat dong? kayaknya aku mau move on deh"

gue berpikir dengan gue membuka obrolan seperti ini, responnya akan bagus. dia akan melihat peluang gue membukakan hatinya untuk dia. ternyata gue salah. dia marah besar, jauh dari apa yang gue harapkan. kita berdebat hebat, seperti perdebatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. dan berakhir dengan... dia berniat untuk melepaskan gue gitu aja.

men bayangin, disaat lo mau membuka perasaan lo untuk orang yang bilang dia suka sama lo tapi diaaaa malah marah dan menyalahkan apa yang sudah terjadi ini adalah sebab dari perbuatan lo dan dia meninggalkan lo gitu aja. sakidh men sakidddddddhhhhhh (pake d sama h)

but life must go on kak. agar tidak depresi, gue berusaha mencari bantuan sebanyak-banyaknya. dimulai dari sahabat gue. sebut aja namanya cila, setelah gue menceritakan hal yang sangan rumit itu, dia menanggapinya dengan, "ya salah elu, **** nggak salah kok, dia bener menurut gue dan gue setuju sama yg diomongin ****, blablabla"

*aku mau mati aja disalahin* wkwk

gue mencoba untuk mencerna dalam dalam. ya... emang kalo dipikir-pikir ini salah gue sih dan iya juga ada benarnya pikiran anak ini. lalu gue nggak tau harus berbuat apa, dan minta petunjuk kira-kira gue harus bagaimana? dan gue mencapai pemikiran, "lo harus berubah, bukan demi doi, tapi demi lo dengan versi yang lebih baik"

karena gue pernah baca salah satu quotes yang entah gue liat dimana, "jodoh itu merupakan cerminan dirimu". deng! gue harus lebih baik lagi kalo mau punya jodoh yang baik. gue nggak bisa terus menerus mempermainkan perasaan orang lain. memberikan label playboy ke orang itu, padahal dirinya sendiri nggak jauh berbeda.

gue mencoba untuk menghubungi dia lagi. tapi apa yang pernah baik tidak akan menjadi sama lagi kan setelah dirusak? begitu pula dia, sikapnya berubah menjadi sedingin salju. bahkan dia dengan jelas mengabaikan keberadaan gue. sampe gue nggak tahan dan ingin stop rasanya.

akhirnya gue menghubungi seorang sahabat, sebut saja om. om mengatakan, "kalo capek berhenti aja dulu, nggak usah mikirin siapa-siapa. karena lu perempuan dan takdir lu adalah dipilih, tapi lu berhak memutuskan akan lanjut atau enggak. inget ya berhenti, istirahat jangan batu".

dan gue berhenti. rasanya jauh lebih baik. lebih hidup. lebih tenang dan emosi gue mereda. dia mulai hubungin gue dan berusaha untuk memainkan emosi gue pun gue nggak terpancing sama sekali. gue bahagia jadi orang yang baru.

hingga pada akhirnya, saljunya pun mencair. sikapnya kembali hangat. bahkan lebih hangat dari biasanya. dan entah dengan magic apa, kita nggak pernah meributkan hal-hal receh lagi. yang ada hanya senyum senyum tipis yang bergurat diwajah ketika kita chattingan. chat kita pun nggak se-kaku dulu, kini lebih dinamis, penuh dengan emosi positif.

pertemuan pertama pasca kami "rujuk" kembali pun tercipta. dia memeluk gue, dengan berbisik, "aku kangen kamu, yang, kamu nggak kangen apa?" yang gue respons dengan senyuman dibibir. pertemuan itu cukup singkat, namun sangat-sangat menyenangkan. pertemuan hari itu ditutup dengan ciuman mesra. baru kali itu gue melihat wajahnya begitu dekat. senyumnya manis, matanya indah. dia tampan. lalu dia mencium gue sekali lagi, dan bergegas pergi ke kampus.


Tangerang Selatan, Mania, 24 Maret 2017

Lans

Monday 20 February 2017

Instant Karma

Posted by wulansetya at 13:58 0 comments

do you believe in karma?

kalo gue sih yes. ya selain memang di ajaran agama gue sendiri itu memang mengharuskan gue untuk percaya dengan adanya karma. what goes around comes around. ya gitulah.

kadang ada karma yang bisa lo dapatkan saat itu juga, tapi ada juga karma yang lo dapatkan bertahun-tahun kemudian. disaat lo juga udah lupa pernah melakukan hal itu. dan teringat kembali setelah karmanya berlangsung, get that?

gue sedang mengalami hal yang ke dua. dimana gue lupa pernah melakukan suatu hal, dan teringat kembali setelah karmanya berlangsung.


perbuatan baik, selalu dibayar dengan kebaikan. begitupula sebaliknya, perbuatan buruk, akan selalu dibayar dengan keburukan. lo akan memetik apa yang lo tanam. gue sedang memetik karma buruk hahaha dan gue baru menyadari ketika seseorang datang ke kehidupan gue dan melakukan hal yang sama persis seperti yang pernah gue lakukan ke seseorang.


apakah gue menyesal? yes, for some reasons.


tapi dengan ini akhirnya gue belajar. ternyata nggak enak loh diperlakukan seperti itu. padahal,  dua tahun belakangan, gue memang tak melakukan hal itu, gue mulai berbenah untuk satu hal yang lebih baik. untuk jadi pribadi yang lebih santun dan tidak meninggikan ego diatas segala-galanya. dan ketika tiba-tiba diperlakukan seperti apa yang pernah gue lakukan, gue cuman bisa ketawa getir, sambil ngebatin dalam hati, "oh begini ya karma? betapa sakit hatinya orang yang pernah gue sakitin, gini ya rasanya sakit?"


dan orang yang datang itu, yang mulanya gue pikir cuman mainan. yang dengan sombongnya, gue cap bocah playboy, tukang bohong, nggak bisa dipercaya dan bilang nggak akan naruh hati, sekarang sedang mengobrak-abrik pertahanan gue. Iya sih ngerti, playboy dimana-mana manis, mainnya cantik, apalagi kalo sudah berpengalaman. baper-baper dikit pasti ada lah, nggak bisa dipungkiri dan dielakan.

yah, mungkin ini yang namanya instant karma.

Tangerang Selatan, Mixed Affrctive, 20 February 2017

Monday 13 February 2017

Berbicara Tuhan (2)

Posted by wulansetya at 11:56 0 comments

siang ini gue nemu satu postingan di salah satu official account di line yang mana membuat gue sedikit tergelitik dan ingin sekali membuka kolom komen.

yang dibahas saat itu adalah mengenai kutipan ibu R.A Kartini "Agama memang menjauhkan kita dari dosa, namun seberapa besar dosa yg kita lakukan atas nama agama?".

wah, bakal rame nih kayaknya. dan gue lihat kolom komen. tanggapannya beraneka ragam.. mayoritas komennya mendebatkan salah satu agama samawi. yang memiliki front pembelanya sendiri~

ada pula yang bersikap apatis.

well, gue sih mencoba untuk netral. gue meyakini agama apapun pasti mengajarkan umatnya kebaikan, bukan sebaliknya. tapi manusia itu kan memiliki karakter yang pula berbeda, dan nggak setiap manusia mau mengamini apa yang tertulis di kitab agamanya, nggak semua manusia mengerti arti yang terkandung dalam kitab agamanya.

dan belajar agama selama 13 tahun di sekolah dan perguruan tinggi, bukan berarti kamu bisa memahami seluruh makna dari sebuah kitab suci. mungkin, butuh waktu seumur hidup untuk kita mempelajarinya.

belum lagi manusia yang mudah tersulut emosinya, yang mudah sekali untuk diberikan dogma-dogma yang sebenarnya, mungkin tidak diajarkan dalam agamanya, namun karena keterbatasan pengetahuannya mengenai agama, mereka pun terpancing. mereka ini tidak tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan.

agama yang baik tentunya tidak akan mengajarkan kita untuk saling menyakiti bukan? agama yang baik akan selalu mengajarkan kita untuk saling menyayangi sesama makhluk hidup. bukan hanya manusia, tapi juga hewan dan Tumbuhan.

kejahatan dan kebaikan itu apakah mutlak atau relatif? jika dipandang dari sisi agama sih seharusnya mutlak ya?


tapi siapakah yang membuat aturan itu? Tuhan?


lalu bagaimana cara Tuhan menuliskan aturannya? kitab?

lalu,

apakah Tuhan menciptakan manusia lahir ke dunia untuk saling menyakiti?


Tangerang Selatan, Mixed Affective, 13 February 2017

Monday 16 January 2017

senyuman

Posted by wulansetya at 02:24 0 comments

senyuman itu adalah senyuman paling manis yang pernah gue lihat.
senyuman termanis yang Tuhan pernah ciptain.
senyuman yang mungkin akan membekas hingga 10 atau 15 tahun yang akan datang.
senyuman yang paling bikin hati gue tergelitik saat melihatnya.

even itu hanya melalui sebuah foto!

tapi mengapa senyuman itu tak dapat gue miliki?
mengapa senyuman itu juga yang akhirnya memberikan rasa sakit?
senyuman itu juga yang membuat aku mengutuk diriku sendiri untuk berhenti memandangnya?

mengapa?

gue rasa Tuhan sedang menunjukan keadilannya saat ini :)

Tangerang Selatan, Mixed Affective, 16 januari 2017

 

a little dream Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos