Tuesday 28 March 2017

Obrolan Seorang Sahabat

Posted by wulansetya at 23:31

sore itu, ditemani ayam goreng tepung kesayangan yang sudah ludes disantap oleh kami berdua. pembicaraan antar sahabat, dimulai dari persoalan seputar kerjaan, makeup sampai masa lalu.

laptop yang masih menyala, menampilkan tulisan yang minta untuk segera diselesaikan, berisi review sebuah produk kecantikan yang merupakan 'kerjaan sampingan' kami saat ini.

"jadi ini gimana ya? lanjutin lagi atau gimana? gue buntu"

"yaudah kalo udah buntu diakhiri saja"

"ah ide bagus! akhirinya pake final verdict aja ya? love hatenya gue"

"iya terserah lu"

sembari gue menyelesaikan tulisan, dia masih sibuk mengeluhkan tentang pekerjaannya, bagaimana ia diperlakukan tidak adil oleh perusahaan tempatnya bekerja.

setelah selesai, laptop gue matikan tanda kerjaan gue sudah selesai. perlahan, alur pembicaraan kita mulai merambah ke masa lalu. terutama masalah hati dan ikatan pertemanan kita.


"iya loh gue baru sadar, kita bisa lebih intense lagi semenjak kita lepas dr pasangan masing-masing" ujar gue memulai pembicaraan.

"sebenarnya sih, gue bisa bisa aja ketemu lo dulu, cuman kaliannya aja sibuk, lo juga selalu nggak bisa gue ajak keluar kan?"


gue diam. gue resapin kalimatnya cila berulang-ulang. iya ya? kenapa dulu gue malah asik sendiri dengan dunia yang bahkan gak gue cinta-cinta banget? dan gue melabeli diri gue sendiri sebagai sahabatnya. yang bahkan diajak keluarpun susah banget.

gue nggak pahamin apa yang dia rasain, selalu ngerasa bisa memahami perasaan sahabat gue sendiri, padahal dia pernah cerita ke gue aja enggak? ya paling sih cerita sekilas-sekilas aja. dan gue melabeli diri gue sebagai sahabat? wah hahahaha hebat betul kamu lan!

dan ternyata, Tuhan memberikan gue arah yang lebih baik. dipisahkan dari orang yang membuat kehidupan jiwa dan raga gue selalu negatif, serta didekatkan dengan orang-orang yang bisa membuat gue bangkit kembali. menjadi wulan yang sekarang.

gue inget banget, saat gue putus, orang yang pertama kali gue telpon sambil nangis-nangis adalah safirah. gue baru ke dia disaat kondisi gue udah down banget dan gue nggak pernah tuh dengerin firah cerita ke gue. sama sekali.

dan gue menyadari, ada tujuan-tujuan khusus kenapa suatu hal harus terjadi. dan kemungkinan sebentar lagi gue akan mengetahui kenapa gue dan si anak bebek dipisahkan.

Tangerang Selatan, Mania, 28 Maret 2017.

Lans

0 comments:

 

a little dream Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos